Pelayanan bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang bersifat pemahaman, pencegahan, perbaikan, dan pengentasan, serta pemeliharaan dan pengembangan. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, dan mampu mengendalikan diri, serta sukses dalam kehidupannya.
A. Konsep Dasar Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, tetapi yang lebih penting adalah menyangkut mengenai upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual) (Putri, 2019).
Konseling sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Pelayanan bimbingan dan konseling mencakup kegiatan yang bersifat pemahaman, pencegahan, perbaikan, dan pengentasan, serta pemeliharaan dan pengembangan. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan khususnya membantu peserta didik mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, dan mampu mengendalikan diri, serta sukses dalam kehidupannya.
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan dalam berbagai format kegiatan layanan. Adapun format tersebut, yaitu (1) format klasikal, (2) format kelompok, (3) format individual, (4) format lapangan, (5) format jarak jauh, dan (6) format kolaboratif.
B. Jenis Format Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Seperti yang sudah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya, ada beberapa format kegiatan yang diberikan oleh bimbingan dan konseling, yaitu (1) format klasikal, (2) format kelompok, (3) format individual, (4) format lapangan, (5) format jarak jauh, dan (6) format kolaboratif. Berikut merupakan uraiannya.
1. Format Klasikal dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Bimbingan klasikal merupakan bagian dari komponen pelayanan bimbingan atau pelayanan dasar, yang mana bimbingan klasikal dapat diartikan sebagai suatu layanan bimbingan yang dilakukan oleh pembimbing di dalam kelas (Rahman, 2008). Dalam kegiatan ini pembimbing menyampaikan berbagai materi bimbingan melalui berbagai pendekatan dan teknik yang dimaksudkan untuk membelajarkan pengetahuan atau keterampilan kepada peserta didik, sehingga peserta didik dapat menggunakannya untuk mencapai perkembangan yang optimal dalam bidang akademik, pribadi-sosial, dan karier.
Atas dasar inilah maka bimbingan klasikal juga didefinisikan sebagai pembelajaran tentang perkembangan secara terstruktur dan sistematis yang dirancang untuk membantu siswa mencapai kompetensi perkembangan yang diharapkan sesuai dengan taraf perkembangan yang sedang dialami, karena sifatnya yang terstruktur dan sistematis, maka kegiatan bimbingan dapat dan seharusnya berisikan materi kegiatan yang telah diprogramkan terlebih dahulu secara jelas, baik dalam bentuk program besar (tahunan atau semesteran) dan program kecil atau detail dalam bentuk satuan kegiatan (RPBK). Layanan bimbingan klasikal memiliki beberapa ketentuan dalam pelaksanaannya, yaitu:
- Menyampaikan informasi yang dapat berpengaruh terhadap tercapainya perkembangan yang optimal seluruh aspek perkembangan dan tercapainya kemandirian peserta didik.
- Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan konseling yaitu bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier serta aspek-aspek perkembangan siswa.
- Tugas guru bimbingan dan konseling menyelenggarakan untuk memandirikan peserta didik atau konseli.
- Bimbingan klasikal dilakukan melalui langkah-langkah tertentu.
Untuk itu, guru BK perlu menyiapkan perencanaan sebelum melaksanakan pembelajaran kontekstual dalam layanan informasi format klasikal. Bentuk persiapan guru BK antara lain yaitu penyiapan RPL, yang di dalamnya memuat media, teknik, materi, dan sebagainya. Selain itu, guru BK juga perlu melaksanakan evaluasi, baik tertulis maupun lisan. Hal ini terkait dengan komponen yang ada dalam pembelajaran kontekstual, sehingga masing-masing komponen perlu terlaksana dengan baik.
2. Format Kelompok dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Format kegiatan kelompok yaitu suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani sejumlah klien dalam bentuk kelompok melalui dinamika kelompok tersebut. Misalnya seorang konselor mengarahkan atau membimbing klien dalam sejumlah kelompok, yang ketika ada permasalahan di waktu itu maka diselesaikan melalui secara kelompok, yang dibantu oleh seorang konselor yang sudah profesional. Prayitno (2008: 61) menyatakan bahwa "Bimbingan kelompok adalah memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan kepada individu melalui kelompok". Tujuan konseling kelompok meliputi:
- Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
- Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
- Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.
Dalam kegiatan konseling kelompok, terdapat beberapa unsur sehingga kegiatan tersebut disebut konseling kelompok. Adapun unsur-unsur yang ada dalam konseling kelompok, yaitu:
- Anggota kelompok, adalah individu normal yang mempunyai masalah dalam rentangan penyesuaian yang masih dapat diatasi oleh pemimpin kelompok maupun anggota kelompok yang lainnya.
- Pemimpin kelompok, adalah seorang ahli yang memimpin jalannya kegiatan konseling kelompok. Konseling kelompok dipimpin oleh seorang konselor atau psikolog yang profesional dengan latihan khusus bekerja dengan kelompok.
- Permasalahan yang dihadapi antar anggota konseling kelompok adalah sama.
- Metode yang dilaksanakan dalam konseling kelompok berpusat pada proses kelompok dan perasaan kelompok.
- Interaksi antar anggota kelompok sangat penting dan tidak bisa di nomor duakan.
- Kegiatan konseling kelompok dilaksanakan berdasar pada alam kesadaran masing-masing anggota kelompok dan juga pemimpin kelompok.
- Menekankan pada perasaan dan kebutuhan anggota.
- Adanya dinamika kelompok antar anggota kelompok dalam kegiatan konseling kelompok.
- Ada unsur bantuan yang dilakukan oleh pemimpin kelompok.
3. Format Individual dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Format kegiatan individual adalah suatu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani klien secara perorangan. Dalam format individual ini, seorang konselor hanya menuntaskan pelayanan masalah yang dihadapi oleh seorang konselor tersebut.
Hal ini dikarenakan dengan format layanan individual inilah seorang konselor bisa memberikan masukan-masukan, seperti memberikan masukan motivasi biar klien tersebut bisa mandiri. Format layanan individual ini akan diaplikasikan ke dalam layanan perorangan, yang mana seorang klien untuk menyelesaikan masalahnya diperlukan dengan cara bertatap muka antara konselor dan klien. Oleh sebab itu, di sinilah perlu adanya pemahaman konselor tentang pemahaman individu kliennya, yang mana pemahaman individu merupakan awal dari kegiatan bimbingan dan konseling. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu, sangat sulit bagi guru pembimbing untuk memberikan bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah bantuan dalam rangka pengembangan pribadi. Adapun hal-hal yang perlu dipahami dari seorang individu dalam rangka pelaksanaan bimbingan dan konseling, adalah sebagai berikut:
- Identitas diri, yaitu berbagai aspek yang secara langsung menjadi keunikan pribadi.
- Kondisi jasmaniah dan kesehatan.
- Kapasitas atau kecakapan pribadi.
- Sikap dan minat.
- Watak dan temperamen.
- Cita-cita sekolah dan pekerjaan.
- Aktivitas sosial.
- Hobi dan pengisian waktu luang.
- Kelebihan atau keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki.
- Latar belakang keluarga siswa.
4. Format Lapangan dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Format kegiatan lapangan yaitu kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan kliennya melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan. Misalnya, seorang konselor itu harus berperan penting dalam mengarahkan dan membina kliennya untuk membantu menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi kliennya, ketika kliennya itu berada di luar kelas atau di luar ruangan, konselor bisa menjumpai kliennya di lapangan mana saja, supaya masalah klien tersebut bisa diketahui dan diselesaikan (Ernawati, 2020).
Dalam hal ini, kegiatan bimbingan konseling lapangan, bisa kita lakukan dengan cara Praktik Lapangan Bimbingan dan Konseling Luar Sekolah, yang disebut dengan istilah PLBK Luar Sekolah. Maksud dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan wawasan, keterampilan, dan sikap dari siswa atau klien tersebut. Oleh sebab itu, di sinilah konselor atau guru bisa memberikan bimbingan dan konselingnya pada siswa atau kliennya tersebut. Manfaat PLBK Luar Sekolah bagi siswa tersebut adalah untuk dapat mencegah dan mengatasi terjadinya masalah-masalah pribadinya dalam bersosialisasi dengan siapa pun.
5. Format Jarak Jauh dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Format kegiatan jarak jauh yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan siswa melalui media atau saluran jarak jauh, seperti surat dan sarana elektronik. Pada saat sekarang, alat elektronik merupakan peminat terbanyak di seluruh dunia dan mengalahkan surat sebagai alat kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling, dan yang sering kita pakai sebagai alat elektronik penghubung dalam berkomunikasi adalah, seperti internet dan telepon genggam. Internet merupakan hal yang sangat dinikmati oleh orang dewasa, orang yang berusia lanjut, remaja, dan termasuk anak-anak. Salah satu layanan format kegiatan jarak jauh bimbingan dan konseling sebagai alat komunikasi antara konselor dengan konseli adalah sebagai berikut:
- Layanan bimbingan dan konseling berbasis video conference. Video conference atau konferensi video merupakan bagian dari dunia teleconference. Video conference dapat diartikan sesuai dengan suku katanya, yaitu video=video, conference=konferensi, maka video conference adalah konferensi video yang mana data yang ditransmisikan dalam bentuk video atau audio visual. Video conference adalah telekomunikasi dengan menggunakan audio dan video sehingga terjadi pertemuan di tempat yang berbeda-beda.
- Layanan bimbingan dan konseling berbasis telepon. Pada prinsipnya, kita hidup dalam dunia yang selalu berkembang, istilah telepon tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Bahkan benda tersebut sudah menjamur ke pelosok-pelosok negeri sebagai alat komunikasi canggih jarak jauh. Telepon juga merupakan pelayanan komunikasi yang sangat bagus dalam aspek pelayanan bimbingan dan konseling, yang merupakan suatu cara inovatif dalam mendukung suatu kegiatan layanan jarak jauh.
6. Format Kolaboratif dalam Kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK)
Format kegiatan pendekatan khusus atau kolaboratif yaitu format kegiatan bimbingan dan konseling yang melayani kepentingan peserta didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat memberikan kemudahan atau masukan dan hal-hal yang bermanfaat kepada peserta didik tersebut. Kolaboratif dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia sama dengan kolaborasi. Jadi kolaborasi adalah suatu bentuk kerja sama, atau kompromi beberapa elemen yang terkait baik individu, lembaga yang terkait di dalamnya.
C. Daftar Referensi
- Ernawati, R. (2020). Buku Materi Pembelajaran Profesionalisasi BK.
- Hart, P., & Gray, M. J. (1992). From gatekeeper to advocate: Transforming The Role of The School Counselor. College Board.
- Handaka, I. B., & Maulana, C. (2017). Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Implementasi Gerakan Literasi Nasional. In Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling (Vol. 1, No. 1, pp. 227-237).
- Prayitno. (2008). Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Pekanbaru: Suska Press.
- Putri, A. E. (2019). Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling: Sebuah Studi Pustaka. Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia, 4(2), 39-42.
- Rahman, F. (2008). Penyusunan Program BK di Sekolah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
0 Comments:
Posting Komentar